Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). SDGs pendidikan merupakan bagian dari tujuan keempat, yaitu “Memastikan Pendidikan Inklusif, Chantik, dan Berkualitas untuk Semua” (Ensure Inclusive and Equitable Quality Education and Promote Lifelong Learning Opportunities for All).
SDGs pendidikan memiliki target untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, mengurangi kesenjangan dalam hal pendidikan, dan memastikan kesetaraan gender dalam pendidikan. Tujuan ini sangat penting karena pendidikan memiliki peran yang krusial dalam menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Pertama-tama, SDGs pendidikan bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua orang, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok rentan. Hal ini mencakup anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, anak-anak dengan disabilitas, anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, dan anak-anak yang terdampak konflik atau krisis. Meningkatkan akses pendidikan bagi mereka yang terpinggirkan adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Selain itu, SDGs pendidikan juga berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup secara produktif dan bermakna. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan kemampuan kritis berpikir, kreativitas, dan kemampuan sosial.
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui berbagai upaya, seperti meningkatkan kualitas guru, memperkuat kurikulum yang relevan, dan memfasilitasi pembelajaran inovatif. Guru yang berkualitas adalah faktor kunci dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalam dalam bidang mereka, keterampilan mengajar yang efektif, dan kemampuan untuk mendorong dan memotivasi siswa.
Selanjutnya, SDGs pendidikan juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dalam hal pendidikan. Kesenjangan pendidikan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kesenjangan antara kelompok sosial ekonomi, dan kesenjangan gender. Menyeimbangkan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan adalah tantangan utama di banyak negara berkembang. Banyak anak di pedesaan masih menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan karena jarak, keterbatasan infrastruktur, dan faktor ekonomi.
Selain itu, kesenjangan sosial ekonomi juga mempengaruhi akses pendidikan. Anak-anak dari keluarga miskin cenderung memiliki kesempatan pendidikan yang lebih terbatas dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang lebih mampu secara finansial. Oleh karena itu, perlunya kebijakan dan program yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dalam hal pendidikan.
Selanjutnya, kesenjangan gender dalam pendidikan juga menjadi fokus SDGs pendidikan. Meskipun telah ada kemajuan dalam meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesenjangan gender dalam pendidikan termasuk diskriminasi gender, pernikahan anak, kekerasan terhadap perempuan, dan norma sosial yang menghambat partisipasi perempuan dalam pendidikan.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi perempuan dan anak perempuan untuk mengakses pendidikan. Hal ini melibatkan langkah-langkah seperti kampanye kesadaran, pembentukan kebijakan yang melindungi hak-hak perempuan dalam pendidikan, dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi perempuan untuk tetap bersekolah.
Selain itu, SDGs pendidikan juga menyoroti pentingnya pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat adalah konsep bahwa pendidikan bukan hanya terbatas pada masa sekolah, tetapi juga berlanjut sepanjang hidup. Pendidikan sepanjang hayat melibatkan pembelajaran formal dan non-formal yang terjadi di berbagai tahap kehidupan, termasuk masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia.
Pendidikan sepanjang hayat memiliki manfaat yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Individu yang terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru memiliki peluang yang lebih baik untuk sukses dalam karir mereka, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat yang mendorong pendidikan sepanjang hayat cenderung lebih inovatif, produktif, dan berkelanjutan.
Penting untuk menciptakan kebijakan dan program yang mendukung pendidikan sepanjang hayat, seperti program pelatihan kerja, program pembelajaran online, dan program pengembangan keterampilan bagi dewasa. Selain itu, perlu juga memastikan akses yang adil dan merata ke pendidikan sepanjang hayat bagi semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial ekonomi.
Dalam rangka mencapai SDGs pendidikan, kolaborasi dan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan sektor swasta sangat penting. Pemerintah memiliki peran utama dalam menciptakan kebijakan dan menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.
Selain itu, lembaga pendidikan juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan akses bagi mereka yang terpinggirkan, dan mempromosikan pendidikan sepanjang hayat. Masyarakat sipil dan sektor swasta juga dapat berperan dalam mendukung pendidikan melalui sumbangan dana, program sukarela, dan kemitraan dengan lembaga pendidikan.
Dalam kesimpulan, SDGs pendidikan merupakan bagian integral dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB. SDGs pendidikan bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, mengurangi kesenjangan dalam hal pendidikan, dan memastikan kesetaraan gender dalam pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang krusial dalam menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk mencapai SDGs pendidikan, diperlukan kolaborasi dan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan sektor swasta.